Perbandingan Biaya Penggunaan Motor Listrik dan Motor Bensin
Xlusi.com | Kehadiran Viar Q1, yang kami sebut skutrik (skuter listrik) cukup menyita perhatian, selain model yang menarik nan lucu serba membulat, model ini juga jadi skutrik pertama yang dibekali STNK resmi.
Ditunjang juga kelistrikan utamanya, yaitu dinamo oleh Bosch, makanya respon pasar cukup bagus.
Penasaran? Untuk memberikan gambaran impresi mengendarai dan seluk beluk skutrik Viar Q1 ini, OTOMOTIF tak hanya test ride, tapi langsung dikomparasikan dengan skutik bermesin bensin. Pilihannya jatuh pada Honda BeAT Street.
Mengapa? Tentu menilik dari sisi harga yang tak beda jauh. Q1 dijual Rp 16,2 juta, sedang BeAT Street Rp 15,875 juta OTR Jakarta.
Desain
Tampak jelas desain kedua motor ini berbeda. BeAT Street punya bentuk bodi lebih agresif berbodi meruncing.
Bertolak belakang dengan Q1 yang serba membulat dari depan sampai belakang, termasuk detailnya seperti lampu-lampu dan sepatbor.
Belum lagi Q1 terlihat begitu mungil, karena dibekali pelek ring 10 inci dibalut ban berukuran kembar 90/90–10.
Sedangkan BeAT menggunakan ukuran 14 inci, dengan ban depan 80/90–14 dan belakang 90/90–14.
Riding Position & Handling
Naik Q1 kesan utama adalah ceper banget, karena jok sangat rendah, bahkan untuk postur 168 cm kaki masih menekuk saat menapak ke aspal.
Dan deknya tinggi, sehingga dekat dengan jok, ini bikin pegal ketika berkendara karena paha jadi sangat datar seperti duduk di kursi.
Kelebihannya deknya luas bahkan untuk ukuran sepatu 43 masih banyak ruang kosong.
Sedang BeAT punya posisi berkendara yang lebih santai dengan setang tinggi dan lebar, membuat posisi punggung tegap. Jarak dek dengan jok lebih jauh, sehingga posisi paha hampir lurus.
Sayangnya dek terasa agak sempit untuk sepatu berukuran 43. Lalu joknya kecil dengan busa yang sedikit keras.
Urusan handling keduanya termasuk lincah karena memiliki bobot yang ringan, BeAT Street 94 kg sedangkan Q1 hanya 87,5 kg, sehingga tidak membuat pengendara lelah ketika mengendarai kedua motor tersebut.
Urusan peredam kejut keduanya juga tergolong nyaman, bedanya Q1 memiliki 2 suspensi belakang, sedangkan Beat Street hanya 1.
Yang menjadi masalah ketika Q1 menghajar lubang atau speedtrap dengan kencang, akan terasa mentok atau bottoming, karena travel sok depannya pendek.
Fitur & Teknologi
Mulai di spidometer Q1 yang punya dimensi lebar dengan ukuran angka yang serba besar, sehingga mudah dipantau dengan kombinasi warna hijau dan mewah.
Isinya ada penunjuk kecepatan, odometer, lampu–lampu indikator, mode 1 dan 2, dan yang terakhir tentu saja penunjuk kapasitas baterai.
Sedangkan BeAT Street dimensinya lebih kecil seperti motor trail, isinya pun mirip seperti Q1, yang jadi pembeda tentu saja ada penunjuk bahan bakar dan tidak ada pilihan mode dengan latar oranye, eh juga ada ECO indicator.
Melihat panel saklar, milik Q1 unik karena lampu jauh atau high beam jadi satu dengan saklar sein, pengendara cukup menekan ke atas untuk menyalakan lampu jauh.
Lalu di sebelah kanan ada saklar berwarna merah punya pilihan H dan L ini untuk menentukan mode berkendara.
Urusan mesin BeAT Street dibekali mesin 108,2 cc dengan teknologi eSP dan starter ACG membuat momen saat menyalakan mesin lebih senyap.
Sedangkan Q1 menggunakan baterai Lithium-Ion 60 V 20 Ah dengan kapasitas maksimal 2 kWh, yang menyokong dinamo dengan tenaga maksimum 800 watt.
Selain itu BeAT juga punya fitur Combi Brake System (CBS), membuat rem depan ikut menghentikan laju saat menekan handle rem belakang, pengereman depan menggunakan cakram sedangkan belakang tromol.
Lain dengan Q1 yang pakai cakram di kedua roda, sayang racikannya rem belakang justru lebih pakem dibanding yang depan. Kebalik!
Kondisi itu tentu beda jauh dengan BeaT Street yang performa mesinnya jauh lebih responsif dan jarak tempuh bisa lebih jauh, dalam kondisi bensin penuh 4 liter, bisa menempuh jarak lebih dari 180 km.
Untuk perbandingan performa, bisa dilihat dari data pengetesan pakai Racelogic. Jarak 0-100 meter Q1 butuh 10,8 detik, sedang BeAT Street hanya 8,4 detik, beda 2,4 detik, cukup lama kan? Perbedaan makin besar untuk menempuh jarak yang lebih jauh.
Oiya untuk pencapaian kecepatan tidak bisa dibandingkan, karena BeAT Street diambil data mulai 60 km/j, sedang Q1 top speed di Racelogic mentok hanya 57,6 km/j. Padahal top speed BeAT Street tembus 100,1 km/j! Lengkapnya silakan baca tabel.
Berapa biaya yang dikeluarkan untuk menempuh jarak tiap kilometer kedua motor ini? Pertama kita hitung Q1 yang pakai listrik.
Kapasitas maksimal 2 kWh untuk jarak 70 km, dengan tarif dasar listrik 2017 golongan tanpa subsidi Rp 1.467,28/kWh.