Pengguna GPS Masih Tak Aman Dengan Modus Baru

Share

GPS TRACKERXlusi.com | Para pengguna GPS-Tracker hendaknya tetap waspada dengan adanya modus baru tentang pencurian mobil,  modus yang digunakan masih konvensional dengan melumpuhkan alarm dan merusak kunci pakai letter T. Namun setelah berhasil masuk, para pelaku juga piawai melumpuhkan GPS tracker dengan cara ‘mengakali’.

Info yang dirilis oleh Subditranmor Polda Metro Jaya, bahwa pelaku menggunakan rekayasa teknologi untuk memanipulasi sinyal GPS tracker.

“Ada tiga modus yang kami temukan. Pertama adalah menggunakan alat jamming sinyal, kedua pakai sinyal detektor untuk menemukan modul GPS tracker untuk dilumpuhkan, ketiga adalah hacking GPS tracker untuk menemukan lokasi mobil yang diincar,” sebut Kompol Budi Hermanto, Kasubdit Ranmor Polda Metro Jaya

3 Cara ini yang Ampuh digunakan Beberapa Pelaku Curanmor

1. Jamming Sinyal
Modus jamming sinyal GPS tracking sebetulnya bukan perkara baru. Caranya, pelaku menggunakan alat khusus yang dapat mengacaukan daya pancar sinyal GPS     tracker, sehingga tak dapat dibaca oleh pemilik kendaraan. “Alat ini dijual bebas,” bilang Kompol Budi.

2. Detektor Sinyal
Setelah berhasil membawa kabur mobil, pelaku menepi di daerah yang dirasa aman, kemudian menggunakan alat detektor sinyal untuk mencari keberadaan modul     GPS tracker. “Alat ini mudah didapat, layaknya aksesoris ponsel yang berkedip ketika terpapar sinyal,” beber pria yang juga berpengalaman bertugas di Subdit             Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya selama 3,5 tahun.

3.Hacking Sinyal
Modus ini merupakan paling canggih, pelaku meng-hack sinyal GPS tracker dengan software khusus. “Data-data di input kemudian dipantau keberadaannya dan         selanjutnya dieksekusi. Semestinya data tersebut merupakan single identity yang hanya diketahui oleh pemilik kendaraan. Bisa juga mereka meng-hack secara           random, jika ada yang ‘nyangkut’ baru diincar,” urai Kompol Budi lagi

GPS tracker merupakan bagian dari modul pengaman yang memberitahukan posisi real time kendaraan yang dikirim melalui pemancar berbasis sinyal ponsel atau GSM. Nah, piranti GPS tracker umum dijual di bursa aksesoris aftermarket sebagai perangkat tambahan. “Saya masih belum tahu, mengapa bisa datanya bocor dan terlacak atau di-hack oleh pelaku,” lanjut Kompol Budi.

Berkaca pada kasus ini, perlu dipertanyakan jaminan keamanan data yang seharusnya menjadi tanggung jawab produsen GPS tracker.

Memburu Pelaku “Dicurigai Kerja sama” Dengan Orang GPS-Tracker

Faktanya, para ‘maling’ berkerja layaknya sindikat yang profesional. Artinya dicurigai mereka berkerjasama dengan produsen hingga vendor GPS tracker.
“Memang kami mencurigai adanya sindikasi yang melibatkan produsen hingga pemasang (mekanik/bengkel/toko) GPS tracker. Kita masih dalami modus ini,” tegas Kompol Budi Hermanto, Kasubdit VI Ranmor, Ditreskrimum Polda Mtero Jaya.

Analisa ini tentu beralasan mengingat data serta sources kendaraan semestinya hanya bisa diakses oleh pemilik kendaraan, kalaupun ada yang tahu, maka oknum tersebut adalah perusahaan atau vendor dari GPS tracker.

Ade Habibie, Direktur Distribusi dan Public Relation PT Super Spring pun menjelaskan, pilihlah GPS Tracker yang menggunakan hanya satu provider agar Access Point Name (APN) lebih aman, dan berhubungan dengan pengiriman interval data.

Pastikan juga GPS yang dipilih memiliki tracking sistem yang lengkap, tidak hanya memantau rute atau melacak kendaraan saja tapi juga sadap suara, kecepatan, tombol darurat, dan fitur matikan mesin jarak jauh.

Pengguna GPS Masih Tak Aman Dengan Modus Baru was last modified: September 3rd, 2022 by George Sitompul
Share
tags: GPS-Tracker