Meracik Honda CB150R StreetFire Menjadi Buas

Xlusi.com | Setelah dilakukan riset akhirnya racikan Honda CB150R StreetFire membuat pembalap Gilang Pranata Sukma tersenyum. Dengan begitu, motor andalan tim Honda Asia Motor RC3 TKRJ KYB KYT bisa mengantarkannya meraih podium ketiga di HRC (Honda Racing Championship) seri terakhir beberapa waktu lalu.

Pebalap bernomor #38 mengaku, “Motor di seri terakhir ini enak banget, kenceng. Sehingga saya dapat meraih podium ketiga di dua race,” bilang Gilang kepada Dapurpacu.com.

Ubahan motor yang turun di kelas HRC 1 (sport 150 cc) ini bisa melesat kencang, tentu tidak lepas dari tangan dingin Ichwan sang peracik jeroan motor.

Daya tahan mesin menjadi konsentrasi utama. Pasalnya kelas para raja di kejuaraan one make race Honda, pebalap dituntut memutari sirkuit di area Parkir Timur, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, sebanyak 25 lap.

Ichwan mengubah ukuran piston menjadi 63 mm. Karena piston yang digunakan masih mentah, jadi piston bisa dikustom dengan dome tinggi. Alhasil, rasio kompresi menjadi 12,5: 1.

Racikan itu tentu disesuaikan dengan aplikasi klep dengan diameter 26 (in) dan 22,5 (ex) dan lift klep sepanjang 9 mm. “Agar klep berfungsi dengan baik saya menggunakan per klep dari RC3, sementara buka tutup klep tadi diatur oleh camshaft yang durasinya dibikin 285,” beber mekanik yang akrab dipanggil Chio ini.

Komposisi itu, berfungsi untuk menggelontorkan uap bahan bakar, ECU BRT Juken 2 yang jadi otak sistem injeksi dan pengapian dapat mengatur AFR diangka 12:1. Ditunjang throttle body yang venturinya diameter dari 30 mm menjadi 33 mm, dan aplikasi double injector agar asupan Pertamax Plus tidak tekor di putaran mesin atas.

Mekanik asal Jakarta ini juga tak lupa memodifikasi knalpot RC 3, agar sisa bahan bakar dapat terbuang dengan sempurna. “Intinya, selongsong knalpot saya besarkan diameternya, jadi gas buang bisa keluar dengan baik,” bilang Chio yang tidak mau menceritakan secara detail ubahan knalpot.

Nah, menu ubahan CB150R StreetFire lansiran 2014 tadi menjadi sempurna, dengan gaya balap Gilang yang menjadi trik untuk menyesuaikan dengan cuaca. “Mesin udah enak, motor juga kencang. Jadi, walaupun saat balap race 1 hujan dan race 2 kering, saya hanya mengatur ritme balap,” tutup Gilang.