Honda Freed Terbaru – Tembus 27,2 Km Per Liter
Xlusi.com| Honda di Jepang baru saja meluncurkan Honda Freed terbaru. Kini ditawarkan dalam dua pilihan mesin dengan kapasitas yang sama, namun asupan teknologi yang berbeda. Nah, sudah tentu konsumsi BBM juga berbeda.
Honda Freed tersedia dengan pilihan mesin bensin berkapasitas 1.5 liter i-VTEC yang berpadu dengan transmisi CVT. Mesin ini sama dengan mesin yang diusung model Honda Freed sebelumnya. Klaim konsumsi BBM versi mesin ini rata-rata 19 kpl.
Sementara mesin satu lagi versi hybrid (yang kemungkinan dihadirkan ke Indonesia sangat kecil), punya kapasitas mesin yang sama, 1.5 liter i-VTEC berpadu dengan motor listrik dan transmisi SPORT HYBRID Intelligent Dual-Clutch Drive tujuh percepatan.
Mesin bensin Atkinson Cycle-nya yang berpadu dengan motor listrik diklaim punya rataan konsumsi bahan bakar jauh lebih irit dari mesin konvensional, yakni 27,2 kpl–jauh melebihi standar mobil LCGC di Indonesia bahkan.
Sayangnya, sampai hari ini belum ada rencana Honda Prospect Motor (HPM) untuk segera membawa Honda Freed terbaru ini ke Tanah Air untuk menemani Toyota Sienta. Namun, melihat respon Toyota Sienta dan Honda Freed terbaru ini, bisa saja Honda berubah pikiran.
SIKLUS ATKINSON
Anda tentu tahu bukan mesin Otto yang kita pakai sekarang yaitu salah satunya adalah mesin bensin 4 tak. Pada Awalnya semua mesin 4 tak bensin mengunakan prinsip kerja Siklus Otto dimana Bahan bakar dan udara dihisap dan melalui intake mesin masuk ke klep intake kalu kemudian dikompresi torak dan dibakar oleh percikan busi, lalu bahan bakar tersebut akan dikeluarkan ke knalpot dengan siklus tenaga dan buang.
Siklus Atkinson
Sedang Pada Siklus Atkinson sebenarnya sama persis dengan Siklus Otto hanya dalam siklus Atkinson terjadi modifikasi di mana katup intake akan terbuka lebih lama,
Pada awalnya teknologi ini sangat sulit diterapkan karena ini akan membuat revolusi yang besar dengan desain langkah torak dan durasi bukaan katup juga akan berbeda. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan teknologi dengan ditemukannya Katup variabele macam VVti, Mivec atau Vanos memungkinkan mesin bekerja dalam siklus Atkinson, Karena dalam hal ini kerja nya hanya sedikit memanipulasi durasi bukaan klep intake mesin.
Mesin dengan siklus Otto memiliki efisiensi thermal sekitar 20%, tapi dengan siklus Atkinson meningkat menjadi lebih dari 30% mendekati efisiensi termal mesin Diesel yang lebih dari 40%. Perubahan berupa durasi bukaan katup masuk, katup masuk terbuka lebih lama, malahan katup masih terbuka saat langkah kompresi berjalan. Akibat katup masuk terbuka saat langkah kompresi mengakibatkan gas yang sudah masuk ke silinder akan tertiup kembali ke saluran masuk. Ini menjadikan tekanan di saluran intake, sangat menguntungkan bagi silinder berikutnya yang akan melakukan langkah hisap (sudah tersedia udara bertekanan (mirip turbo). Di sisi lain udara terkompresi menjadi lebih sedikit (karena sebagian bocor pada katup intake yang masih terbuka) menyebabkan terjadinya penurunan torsi yang dihasilkan. (efek negatif)
Torsi mesin kecil yang dihasilkan dapat dengan mudah diakali oleh para insinyur pabrikan mobil melalui penyesuaian rasio gigi pada sistem transmisinya. konon penurunan torsi yang dihasilkan bisa mencapai 10-20%.
Dengan Siklus Hisap yang lebih pendek maka langkah tenaga akan terjadi secara penuh sepanjang langkah pistonnya. Ini menghasilkan tenaga lebih besar karena energi yang terbuang menjadi jauh lebih kecil. Itu yang menyebabkan mobil dengan siklus ini lebih efisien yang tentunya akan menjadi irit bahan bakar.