Fungsi dan Cara Kerja Regulator Tipe Konvensional Pada Mobil
Xlusi.com | Komponen Regulator adalah salah satu komponen yang penting dan selalu ada pada sistem pengisian kendaraan. Regulator berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus listrik yang masuk ke rotor koil (kumparan rotor) dan juga untuk mengatur kuat lemahnya medan magnet yang ada pada kumparan rotor tersebut, sehingga output tegangan alternator akan tetap stabil yaitu antara 13,8 sampai 14,8 volt. Kita telah mengetahui dari artikel sebelumnya bahwa tegangan pengisian berubah-ubah karena kendaraan melaju dengan kecepatan yang berubah-ubah sesuai kebutuhan, oleh karena itu harus ada regulator yang fungsinya untuk membatasi tegangan yang masuk agar tegangan pengisian tetap stabil.
Putaran mesin kendaraan yang cenderung tinggi akan menghasilkan tegangan pengisian yang tinggi, namun karena ada regulator maka pada saat mesin kendaraan melaju tinggi arus pengisiannya akan diperkecil dengan membuang arus ke massa sehigga medan magnet pada kumparan rotor menjadi kecil. Dan ketika mesin berputar lambat maka tegangan alternator akan menjadi turun, pada kondisi ini regulator mengatur agar arus yang masuk ke kumparan rotor besar sehingga medan magnet pada kumparan rotor menjadi kuat. Dengan demikian, tegangan output alternator akan selalu stabil baik ketika putaran rendah, sedang, atau tinggi.
Regulator pada sistem pengisian ada dua macam, yaitu regulator tipe konvensional dan regulator tipe IC. Pada artikel ini xlusi.com akan membahas terlebih dahulu regulator tipe konvensional. Regulator tipe konvensional menggunakan kontak point.
Komponen Regulator Tipe Konvensional
Regulator tipe konvensional terdiri dari dua komponen:
Kumparan voltage regulator, kumparan voltage regulator berfungsi untuk mengatur arus yang masuk ke rotor koil agar kemagnetannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya, sehinga tegangan output alternator akan selalu stabil, tahanan kumparan tersebut sekitar 100 ohm.
Kumparan voltage relay, kumparan voltage relay berfungsi untuk mematikan lampu CHG (lampu indikator) dan menghubungkan arus dari terminal B ke voltage regulator.
Besarnya tahanan kumparan voltage relay adalah sekitar 25 ohm. Terminal pada regulator ini ada enam terminal, yaitu terminal IG, N, F, E, L dan B.
Tiap unit kumparan pada regulator dilengkapi dengan titik kontak yang fungsinya untuk menyalurkan arus yang masuk ke kumparan rotor. Pada kumparan voltage regulator ada tiga titik kontak yang disebut Plo (kontak gerak), Pl1 (kontak kecepatan rendah), dan Pl2 (kontak kecepatan tinggi).
Cara Kerja Regulator Tipe Konvensional
Cara kerja regulator tipe konvensional yaitu, dalam kondisi nornal atau tidak bekerja, titik kontak Po selalu menempel pada P1. Pada bagian bawah regulator ada resistor yang menghubungkan antara terminal IG dan terminal F pada regulator. Besarnya tahanan resistor ini sekitar 11 ohm. Resistor ini juga menjadi salah satu petunjuk untuk menentukan kumparan voltage regulator karena resistor ini adalah bagian dari kumparan voltage regulator.
Setiap terminal regulator berhubungan dengan titik kotak yang ada dalam regulator. Terminal IG berhubungan langsung dengan kontak Pl1. Teminal N berhubungan dengan salah satu ujung kumparan voltage relay (sedang ujung lainnya ke massa). Terminal F berhubungan dengan Plo. Terminal E berhubungan dengan massa dan Pl2. Terminal L berhubungan dengan Po dan satu ujung kumparan voltage regulator (ujung lainnya ke massa). Terminal B berhubungan dengan P2. Kontak P1 berhubungan dengan massa. Bagian atas kumparan voltage regulator dan kumparan voltage relay ada pegas yang digunakan untuk penahan gerakan kontak gerak (Plo atau Po) agar tidak mudah pidah tempat (berubah posisi). Kekakuan pegas juga dapat diatur oleh lidah penyetel. Jika lidah penyetel dibengkokkan ke atas aka pegas akan semakin kaku begitupun sebaliknya. Jika lidah pada kumparan voltage regulator dibengkokkan ke atas, maka tegangan output pada alternator akan naik dan jika lidah penyetel dibengkokkan ke bawah maka tegangan output alternator akan menjadi rendah.
Prinsip Kerja Regulator Konvensional dalam Mengatur Tegangan
Prnsip dasar regulator konvensional dalam mengatur tegangan pengisian adalah sebagai berikut: arus yang mengalir ke kumparan rotor akan terlebih dahulu melewati regulator. Arus itu digunakan untuk menghasilkan medan magnet pada kumparan rotor. Jika rotor berputar maka pada kumparan stator akan terjadi tegangan bolak-balik (AC) yang selanjutnya disearahkan untuk mengisi baterai dan menyalurkannya ke komponen yang membutuhkan. Jika rotor berputar semakin cepat maka tegangan yang dihasilkan akan naik juga. Pada kondisi ini (tegangan pengisian naik), maka regulator akan mengurangi besarnya arus yang masuk ke kumparan rotor sehingga medan magnet pada kumparan rotor akan melemah. Namun karena putarannya tinggi, maka tegangan yang dihasilkan kumparan stator tetap stabil karena naiknya putaran mesin diimbangi dengan penurunan arus.
Demikian artikel ini dibuat semoga dapat bermanfaat untuk anda